Sabtu, 03 Desember 2011

Filum Annelida

Filum Annelida


Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Read More..

Filum Nemathelminthes

Filum Nemathelminthes


1. Ciri Umum

a. Pengertian
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing)
disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati.

Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah ruang
tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.



Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang dengan baik.
b. Struktur Tubuh
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
c. Perkembang biakan
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.


2. Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris.
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak me
merlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot rangka kemudian menjadi kista.

3. Peranan
Peranan nemathelminthes bagi kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan bahkan merugikan. Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan
Read More..

Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes


?Platyhelminthes
Pseudoceros dimidiatus.jpg
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Platyhelminthes
Kelas
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.[1]

Ciri-ciri

Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.

Struktur dan fungsi tubuh

Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma.  Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.

Sistem pencernaan

Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.

Sistem syaraf

Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih
  • Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana]Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang. 
  • Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).

Indera

Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya.  Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala).  Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).  Umumnya, cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut protonefridia.  Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel api. Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih.  Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.

Reproduksi

Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit.

Klasifikasi

Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).
  • Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria
  • Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan.  Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma
  • Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. [ Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer

Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes

Schistosoma mansoni, penyebab Schistosoma pada manusia.
Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan.  Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.(Inggris) Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia.. Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat menghisap darah manusia. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut[
Read More..

Filum Coelenterata (Cnidaria)

Filum Coelenterata (Cnidaria)



Filum Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelenteron yang artinya rongga. Sehihngga dapat didefenisikan Coelenterata merupakan hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh yang berfungsi digunakan alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata memiliki dua macam struktur tubuh yaitu Polyp dan Medusa. Struktur Polyp berbentuk selinder dengan bagian mulut (oral) yang mengandung tentakel menghadap ke atas dan ujung lainnya (aboral) melekat pada substrat. Sedangkan struktur medusa berbentuk seperti lonceng atau payung dengan bagian yang convex menghadap keatas. Dan mulut terletak ditengah-tengah bagian concave yang menghadap ke bawah. Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik itu air laut ataupun air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau soliter. Coelenterata yang berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni di dasar air. Polip tidak dapat berpindah tempat. Sedangkan coelenterata yang berbentuk medusa dapat melayang bebas di dalam air.
Secara taksonomi, Coelenterata mempunyai empat kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Cubozoa, dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa hidup sebagai Polyp soliter atau hidup berkoloni dengan ukuran kecil yang tidak menyolok. Sedangkan Hydrozoa yang daur hidupnya polyp, medusa, atau keduanya umumnya memiliki velum. Kelas Scyphozoa dalam daur hidupnya berbentuk polyp kecil, dan medusa berdiameter 2-40 cm atau lebih. Kelas Cubozoa hidup dengan Medusa yang berbentuk persegi dengan 4 sisi datar dan memiliki velum. Sedangkan kelas Anthozoa selalu hidup dalam bentuk polyp, soliter, atau koloni.
Reproduksi pada Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan membentuk tunas berupa polyp yang hidup berkoloni di dasar air. Sedangkan reproduksi seksual pada coelenterata dilakukan dengan pembentukan gamet. Kemudian gamet dihasilkan oleh selurh Coelenterata berbentuk medusa dan beberapa berbentuk polyp.
Coelentera hidup secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil lainnya yang berada di air. Coelenterata melumpuhkan mangsanya dengan menggunakan tentakelnya yang memiliki sel knidosit. Setelah mangsanya lumpuh, tentakel menggulung dan membawa mangsa ke mulut.
Gambar Coelenterata Polyp dan Coelenterata Medusa
Read More..

FILUM PORIFERA

FILUM PORIFERA

Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.
Ciri-ciri umum
1.      Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak, meta = banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena :
  1. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus
  2. Belum mempunyai sistem saraf
Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
  1. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.
Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.
2.      Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol.
3.      Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
  1. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
  1. Lapisan dalam
Tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
4.      Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal  dari :
-       Kapur (Ca CO3)
-       Silicat (H9 Si3O2)
-       Campuran kapur + silikat
Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5.      Tempat hidup
-       Dilaut (kebanyakan)
-       Air tawar (beberapa)
Berdasarkan kerangka dalam tubuhnya maka porifera dibagi dalam 3 kelas :
1.      Class Calcarea
Ordo : Homocoela
Ordo : Hetero coela
2.      Class Hexactinellida : Ordo : Hyelonema
3.      Class Desmospongiae
Ordo : Tetractinellida
Ordo : Monaxonida
Ordo : Keratosa
Berdasarkan sistem saluran / sistem canal maka porifera mempunyai 3 tipe :
1.      Tipe Ascon
Tanda-tanda :
-       Dinding tubuh tipis
-       Dilengkapi dengan canal yang langsung bermuara kedalam Spongocoel (rongga tubuh bagian tengah)
-       Dindingnya dilengkapi dengan Chodnocyte.
2.      Tipe Sycon
Tanda-tanda :
-       Pada prinsipnya sama dengan Ascon tetapi
-       Dinding Spongacoel mengadakan pelekukan kearah epidermis sehingga membentuk :
a.       Radial Canal
Yaitu canal-canal horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Choanocyle)
b.      Incurent Canal
Yaitu saluran masuk yang satu sama lain.
-       Prosophyle
Ialah lubang dimana air mulai masuk
-       Apophyle
Ialah lubang dimana air masuk dari radial canal kedalam spongacael.
3.      Tipe Leucon
Tanda-tanda :
Dinding tubuh dilengkapi dengan Musenchum / Mesagka yang tebal dan didalamnya terdapat sistim canal yang bercabang-cabang dan komplex.
Dimana pada suatu tempat sistim canal tersebut membulat dan membentuk rongga yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Chronocyte).
            Dari ketiga tipe tersebut pada prinsipnya mempunyai lapisan dinding tubuh yang sama yaitu (dari luar ke dalam) :
1.      Epidermis, lap luar
Tersusun dari dermal epitelium
2.      Mesoglea / Mesenchym
Yaitu zat antara yang berupa gelatin
Pada mesoglea ini ditemukan antara lain :
  1. Porocyte
Terletak diantara / sekitar pori
  1. Scleroblast
Membentuk Spicula / kerangka yang terletak di antara pada Mesaglea.
Spongioblast menghasilkan spongi.
  1. Archeocyte
Merupakan sel Emoebocyte embryonal dan dapat membentuk sel lain
Misal : sel reproduktif.
3.      Endodermis / lapisan dalam
Terdiri dari jajaran / lapisan sel leher / choenocyte
Cara makan :
-       Makanan berupa
·         Sisa organisme yang mati
·         plankton
-       Makanan masuk kedalam tubuh melalui pori-pori makanan ini berikut bersama aliran air bisa disebabkan oleh aktifitas flagellum) melalui sistem canal, dan sampailah pada choanocyte.
-       Makanan tersebut ditampung oleh choanocyte (yang didalamnya berbentuk corong) dan kemudian dicernakan oleh choanocyte.
-       Makanan yang sudah dicerna kemudian ditransfer ke sel amoebacyte dan diedarkan keseluruh tubuh oleh sel amoebacyte ini.
-       Sisa metabolisme dikeluarkan melalui sistem canal yang akhirnya dibuang melalui osculum.
-       Demikian pula cara pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 juga melalui sistem canal secara diffusi.
Perkembang Biakan
1.      Asexual
  1. Membentuk kuncup
Kuncup tumbuh menjadi besar dan kemudian ada yang :
-       Lepas dari induknya dan menjadi Porifera baru.
-       Tetap melekat pada induknya sehingga membentuk koloni.
  1. Membentuk butir gemmulae
-       Butir gemmulae ini berasal dari sel archeocyte yang berada dalam Menaglea.
-       Kemudian butir gemmulae ini dibungkus dengan spicula sehingga menjadi resisten / tahan terhadap keadaan buruk) dan terbentuklah semacam cyste. Dengan demikian gemmulae ini tahan terhadap kekeringan
-       Jika kekeringan intuk Porifera akan pecah berhamburan tetapi butir gemmulae ini bis tetap tahan hidup.
-       Jika keadaan lingkungan baik maka gemmulae ini menjadi profera baru.
2.      Sexual
-       Ada yang hermaphrodite (sel kelamin terdapat pada satu individu)
-       Ada yang sel kelaminnya terpisah pada individu yang berbeda ( ada alat kelamin ♂ dan ♀)
-       Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel archeocyte yang ada dalam Mesenchym
-       Sel kemudian akan tinggal dalam Mesenchyn yang nantinya akan dibuahi oleh spermatozoid.
-       Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah zygot.
-       Zygot membelah lagi menjadi larva yang berbamtu getar dan disebut Ampheblastula.
-       Amplibastula akan keluar dari induknya bersama aliran air melalui osculum dan untuk sementara waktu berenang-renang.
-       Jika sudah mendapat tempat perlekatan maka akan tumbuh menjadi Porifera baru.
Read More..

Selasa, 29 November 2011

Animal Kingdom

AANIMAL KINGDOM

Klasifikasi Hewan Kerajaan/Kingdom Animalia - Pembagian Jenis/Macam atau Kategori Binatang Terbagi Menjadi 10 Filum/Phylum


Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum / phylum yaitu protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata.
1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba.
2. Phylum / Filum Porifera
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons, grantia.
3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata
Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
4. Phylum / Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.
5. Phylum / Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.
6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.
9. Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
10. Phylum / Filum Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.
---
Pesan : Penjelasan lebih lanjut mengenai subfilum dan kelas vertebrata pada filum chordata dapat dilihat pada artikel lain tetap di situs organisasi.org kita tercinta. Gunakan fitur search atau mesin pencari pada situs ini :)

ANIMAL KINGDOM


The animal kingdom is made up of 2 main groups:

 

ANIMALS WITH BACKBONESANIMALS WITHOUT BACKBONES

Animals with backbones are called
VERTEBRATES.
Animals without backbones are called
INVERTEBRATES.
Some VERTEBRATES are:Some INVERTEBRATESare:

Mammals


 


Molluscs


 
Birds


 
Worms


 
Reptiles


 
Arthropods


 
Amphibians


 
Echinoderms 


 
Fish


 
Coelenterates


 



 





Read More..